Pengenalan Keamanan Jaringan

lockPengelolaan terhadap keamanan dapat dilihat dari sisi pengelolaan resiko (risk management). Lawrie Brown dalam “Lecture Notes for Use with Cryptography and Network Security by William Stallings” menyarankan menggunakan “Risk Management Model” untuk menghadapi ancaman (managing threats).

Ada tiga komponen yang memberikan kontribusi kepada Risk, yaitu Asset, Vulnerabilities, dan Threats.

Klasifikasi Kejahatan Komputer

Berdasarkan lubang keamanan, keamanan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:

Keamanan yang bersifat fisik (physical security): termasuk akses orang ke gedung, peralatan, dan media yang digunakan.Aspek dari keamanan Jaringan

Keamanan yang berhubungan dengan orang (personel):termasuk identifikasi, dan profil resiko dari orang yang mempunyai akses (pekerja).

Keamanan dari data dan media serta teknik komunikasi(communications). termasuk juga kelemahan dalam software yang digunakan untuk mengelola data.

Keamanan dalam operasi: termasuk kebijakan (policy) dan prosedur yang digunakan untuk mengatur dan mengelola sistem keamanan, dan juga termasuk prosedur setelah serangan (post attack recovery).

Garfinkel dalam “Practical UNIX & Internet Security” mengemukakan bahwa keamanan komputer (computer security) melingkupi empat aspek, yaitu privacy, integrity, authentication, dan availability. Selain hal di atas, ada dua aspek yang ada kaitannya dengan electronic commerce, yaitu access control dan non-repudiation.

1. Privacy / Confidentiality

Privacy / Confidentiality adalah usaha untuk menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses. Privacy lebih kearah data-data yang sifatnya privat sedangkan confidentiality berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu.

2. Integrity

Aspek Integrity menekankan Informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi. Serangan : virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi tanpa ijin merupakan contoh masalah yang harus dihadapi. Sebuah e-mail dapat saja “ditangkap” (intercept) di tengah jalan, diubah isinya (altered, tampered, modified), kemudian diteruskan ke alamat yang dituju. Penanggulangan : Penggunaan enkripsi dan digital signature.

3. Authentication

Aspek ini berhubungan dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang yang dimaksud, atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang asli.

Penanggulangan :
Membuktikan keaslian dokumen dengan teknologi watermarking dan digital signature. Watermarking dapat digunakan untuk menjaga “intelectual property”, yaitu dengan menandai dokumen atau hasil karya dengan “tanda tangan” pembuat.
Access control, yaitu berkaitan dengan pembatasan orang yang dapat mengakses informasi.

4. Availability

Aspek availability atau ketersediaan berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika dibutuhkan.
Sistem informasi yang diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan akses ke informasi.
Serangan :
1. “Denial of Service Attack” (DoS attack)
2. Mailbomb

5. Access Control

Aspek ini berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal ini biasanya berhubungan dengan klasifikasi data (public, private, confidential, top secret) & user (guest, admin, top manager, dsb.),

6. Non-repudiation

Aspek ini menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah transaksi. Sebagai contoh, seseorang yang mengirimkan email untuk memesan barang tidak dapat menyangkal bahwa dia telah mengirimkan email tersebut.
Penggunaan digital signature, certifiates, dan teknologi kriptografi secara umum dapat menjaga aspek ini. Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh hukum sehingga status dari digital signature itu jelas legal.

  • Destructive Devices adalah sekumpulan program virus yang dibuat khusus untuk melakukan penghancuran data-data, di antaranya Trojan Horse, Worms, Email Bombs, dan Nukes.
  • Scanner adalah sebuah program yang secara otomatis akan mendeteksi kelemahan (security weaknesses) sebuah komputer di jaringan lokal (local host) ataupun komputer di jaringan dengan lokasi lain (remote host). Oleh karena itu, dengan menggunakan program ini, seorang hacker yang secara fisik berada di Inggris dapat dengan mudah menemukan security weaknesses pada sebuah server di Amerika ataupun di belahan dunia lainnya, termasuk di Indonesia, tanpa harus meninggalkan ruangannya!

Tinggalkan komentar