Pencurian Data Meningkat Tiga Kali Lipat

Bukan suatu yang asing di telinga kita, bahwa kehilangan data atau dicurinya data merupakan mimpi buruk. Seperti kejadian memalukan di Inggris, 25 juta orang, informasi personal dan data bank mereka beresiko disalahgunakan. Dengan fakta bahwa Inggris berpenduduk sekitar 60 juta, berarti lebih dari sepertiga beresiko akan ini.
Angkanya memang mengesankan, tapi ini bukan satu-satunya kecelakaan yang terjadi tahun ini. USA Today melaporkan, lebih dari 162 juta arsip telah dicuri tahun ini. Jika dibandingkan dengan tahun 2006, yang hanya 49,7 juta yang dicuri, ini mengindikasikan jelas tujuan si penyerang – data pribadi dan bisnis.

Data-data seperti Nama, Tanggal Lahir, Nomor Rekenik dan Jamina Sosial sudah menjadi seperti emas dalam gerakan kejahatan bawah tanah dunia maya (Cybercrime Underground). Sementara itu, organisasi menyingkapkan jalur utama data yang kaya itu, ketika mereka mengkonversi dokumen catatan/kertas ke dalam arsip digital. Data bisnis yang di seluruh dunia diharapkan untuk membengkak sampai 988 milyar gigabytes tahun 2010, atas dari 161 milyar gigabytes pada tahun 2006, katakan peneliti IDC.

Analisis disiapkan dari kasus kehilangan data yang dilaporkan lebih dua tahun terakhir dalam berbagai media dan hasil tahun ini tidak mengejutkan. Yang terpengaruh mencapai 98 perusahaan, 85 sekolah, 80 agen pemerintahan dan 39 rumah sakit dan klinik.

Data-Data yang para Pencuri ambil yaitu:

  1. Database, PC, Website : Terdapat 87 Kasus pada tahun ini, para kaum pencuri melakukan crack kedalam database organisasi. Dalam kasus lainnya melarikan diri dengan 63 Laptop dan 28 Komputer Desktop, dan melakukan hack sebanyak 54 Website.
  2. Portable Storage : Terdapat 70 Kasus, mencakup hilangnya 25 Juta Arsip yang dilaporkan kantor Beacukai Inggris, data hilang yang terdapat didalam harddisk, tape, thumb drive, dan media penyimpanan lainnya yang berisi informasi

Tentu saja ini belum semua, beberapa kasus tidak dipublikasikan. Kita tidak seharusnya bertanya, mengapa ini bisa terjadi. Agen pemerintah, perusahaan, dan kita juga seharusnya tidak hanya melihat kasus yang muncul di permukaan, mereka seharusnya secara aktif bertindak melawan pencurian data dan melindungi aset terpenting – data personal, karena jika tidak, bisa jadi kita, yang menjadi korban penyalahgunaan kartu kredit maupun data pribadi.
Sumber :
1. Zone-H
2. UsaToDay

Tinggalkan komentar